. “Banyak eksekutif puncak cenderung membangun jarak dengan lini depan. Semakin besar perusahaan, semakin besar kemungkinan eksekutif-eksekutif puncak kehilangan kontak dengan lini depan. Ini bisa menjadi factor tunggal paling penting yang menghambat pertumbuhan perusahaan “kata Jack Trout. Pengalaman dari kegagalan para eksekutif top dunia ini dapat dipakai sebagai pelajaran yang sangat berharga dan tidak kita ulang kembali. Tetapi sebaliknya, Sam Walton sebagai pendiri Wal-Mart, dengan bersahaja dan rendah hati mengunjungi lini depan (pramuniaga) darietiap toko Wal-Mart sepanjang hidupnya. Dia bahkan mengabiskan tengah malamnya didok bongkar-muat dan berbicaran dengan kru. Gaya kepemimpinan Sam Walton yang dekat dengan karyawan tersebut mewarnai budaya perusahaan Wal-Mart hingga saat ini. Pada 2003, Wal-Mart terpilih sebagai perusahaan peringkat satu yang paling mengagumkan dunia, versi majalah Fortune. Lebih lanjut dapat dibaca pada buku The 10 Rules of Sam Walton: Success Secrets for Remarkable Results
Demikian pula, tatkala Umar bin Khatab pergi ke Syam naik onta bersama dengan pembantunya. Umar bergiliran dengan pembantunya dalam menaiki onta. Bila Umar naik onta, maka pembantunya yang memegang talinya, sebaliknya bila pembantunya yang naik onta Umar yang memegang talinya, begitu seterusnya sampai di tempat yang dituju. Ketika sampai di Syam datanglah giliran Umar yang menarik tali, dalam perjalan tersebut Umar memegang tali onta dan mengepit sandalnya di bawah ketiak kiri. Gubernur Syam, Abu Ubadah mengetahui dan berkata “Wahai Amirul Mukminin, para pembesar Syam telah keluar menjemput Anda, maka tidaklah pantas bila mereka melihat Anda seperti ini.” Umar berkata “Sungguh dengan sebab Islam kita telah menjadi mulia, maka tidak peduli dengan omongan orang”. Pemimpin yang memimpin dengan rendah hati tersebut merupakan pemimpin yang mulia baik di sisi Allah maupun di sisi manusia. Secara rinci dapat dibaca dalam buku Umar: Makers of Islamic Civilization
No comments:
Post a Comment